Rabu, 05 Desember 2012
... MAAFKAN AYAH, WAHAI PUTERIKU ...
Bismillahi minal Awwali wal Akhiri ... Jam sudah menunjukkan angka
sebelas ketika aku duduk merebahkan diri di ruang tengah. Tentu saja
istri dan putriku Biyan sudah tertidur lelap. Tapi kenapa pintu kamar
Biyan masih terbuka?
Aku tertegun saat berdiri di depan pintu kamar Biyan. Biyan tertidur di meja belajarnya ditangan kanannya masih memegang pinsil dan s
Aku tertegun saat berdiri di depan pintu kamar Biyan. Biyan tertidur di meja belajarnya ditangan kanannya masih memegang pinsil dan s
epertinya ia menulis sesuatu di buku tulisnya dan ada segelas kopi.
"Tumben anak ini minum kopi," pikirku.
Kuangkat dia ketempat tidur. Kubereskan meja belajarnya yang
berantakan, namun sebelum aku menutup buku tulisnya aku ingin melihat
apa yang ditulis Biyan. Aku tertegun sejenak saat membaca
tulisan-tulisannya, ternyata semuanya cerita tentang diriku. Sampai
akhirnya aku membaca 3 lembaran terakhir yang sangat menyentuh hatiku.
Di lembaran pertama dia menulis : "Hari ini Ayah tidak jadi menemaniku
ke toko buku, mungkin Ayah tidak bisa meninggalkan pekerjaannya. Aku
mengerti dengan kesibukanmu Ayah."
Aku jadi ingat beberapa minggu yang lalu Biyan mengajakku ke toko buku, aku ingat sekali gaya bicaranya yang polos.
"Ayah nanti sore ada kegiatan nggak sih," sapa Biyan saat aku akan pergi kerja.
"Ada apa sayang," jawabku.
"Ayah mau nggak menemani Biyan ke toko buku?"
"Kalau Ayah nggak sibuk nanti sore akan Ayah usahakan menemani kamu yach".
"Terima kasih, Ayah," ucap Biyan dengan wajah yang sangat gembira sambil mencium pipiku.
Aku tersenyum melihat tingkahnya yang lucu dan menggemaskan.
Di lembaran kedua dia menulis : "Hari ini Ayah tidak jadi lagi
menemaniku ke toko kaset, padahal aku ingin sekali mendengar lagunya
Sulis dan memutarnya di kamarku saat aku sedang sendiri agar aku tidak
merasa sunyi. Sebenarnya aku mau ngajak ibu tapi aku ingin sekali
ditemani Ayah. Tapi lagi-lagi Ayah sibuk".
Dan aku ingat lagi kalau Biyan memang pernah mengajakku menemaninya membeli kaset.
Kalau dia ingin mengajakku dia selalu bicara seperti ini, "Ayah nanti sore sibuk nggak atau Ayah nanti sore ada kegiatan?"
Bahasa yang sopan sekali menurutku sehingga aku tidak bisa untuk
mengatakan tidak walaupun terkadang aku tidak bisa memenuhi
keinginannya.
Di lembaran terakhir dia menulis : "Hari ini dan
untuk kesekian kalinya Ayah tidak bisa menemaniku. Tadi aku mengajak
Ayah ke pasar malam padahal ini kan hari terakhir ada pasar malam di
komplekku dan aku udah janji sama Pak Mat kalau aku akan membeli boneka
yang ditawarkan tadi sore saat pak Mat lewat depan rumahku, aku katakan
pada pak Mat kalau aku akan pergi bersama Ayah ke pasar malam dan aku
akan membeli boneka pak Mat. Karena Ayah masih belum pulang pasti pak
Mat sudah menjualnya.
Pak Mat maafkan Biyan yah. Besok pagi
akan Biyan tunggu di depan rumah dan minta maaf pada pak Mat kalau Biyan
tidak bisa pergi ke pasar malam. Kali ini Biyan yang akan duluan
meminta maaf, biasanya kan pak Mat selalu minta maaf kalau sudah
melihatku di depan rumah menanti majalah yang kupesan. Dia selalu
bilang, 'maaf yah neng, pak Mat terlambat'. Padahal menurutku pak Mat
nggak terlambat hanya aku yang terlalu cepat menunggunya.
Begitu melihatku sudah menunggu dia mengayuh sepedanya lebih cepat lagi.
Saat kutanya kenapa sih pak Mat selalu minta maaf padahal pak Mat kan
nggak punya salah pada Biyan. 'Iya neng, Pak Mat tidak ingin
mengecewakan neng Biyan kemaren kan sudah bilang kalau pak Mat nganterin
pesanan neng Biyan pagi-pagi sebelum neng pergi kesekolah.
Coba kalau pak Mat datangnya kesiangan pasti neng kecewa, pak Mat nggak
ingin neng, ngecewakan orang karena kekecewaan itu akan menimbulkan luka
di hati. Dan susah neng untuk menyembuhkannya kecuali kita minta maaf
dengan tulus pada orang yang telah kita kecewakan'. Aku jadi ingat sama
Ayah, Ayah tidak pernah mengucapkan maaf padaku, atau mungkin karena
Ayah menganggapku masih kecil atau ah, aku tidak mau berprasangka buruk
terhadap Ayah.
Walaupun sebenarnya aku sangat kecewa dengan
Ayah tapi aku tidak ingin menyimpan kekecewaan itu didalam hati. Bahkan
hatiku selalu terbuka untuk kata maaf Ayah".
Aku menangis
membaca tulisan Biyan, kudekati dia di pembaringan sambil kupandangi
wajah yang polos. Biyan putriku sayang, maafkan Ayah, ternyata kau punya
hati emas.
Aku memang tidak pernah minta maaf pada Biyan atas
janji-janji yang tidak pernah kupenuhi padanya. Dan aku selalu
menganggapnya dia sudah melupakannya begitu melihatnya dipagi hari
wajahnya begitu cerah dan selalu tersenyum. Dan ternyata dia masih
mengingatnya dalam tulisan-tulisannya.
Ah, entah sudah berapa
banyak goresan rasa kecewa yang ada dihatimu andai kau tidak memaafkan
Ayah. Biyan, Ayah akan menunggumu sampai terbangun untuk meminta maafmu.
---Untuk putriku tersayang Biyan---
Terkadang kita malu atau enggan hanya untuk sekedar mengatakan kata
"maaf" dan membiarkannya menjadi goresan-goresan luka yang membekas di
hati. Atau mungkin kita sering beranggapan bahwa mereka akan
melupakannya setelah beberapa hari.
Tidak ada kata terlambat
untuk meminta maaf pada orang yang pernah anda kecewakan. Jangan malu
untuk melakukan hal yang benar sekalipun itu anda lakukan untuk seorang
anak kecil sekalipun atau teman, karena mereka juga punya hati nurani.
Dan seandainya mereka masih tersenyum padamu walaupun anda telah
mengecewakan mereka anda harus bersyukur atas karunia itu. Semoga
kita-kita semua memang tidak pernah lupa pada kata yang satu ini,
"Maaf".
"Ma'afkan Ayah putriku ..."
Wallahua’lam bish Shawwab ....
Barakallahufikum ....
... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...
~ o ~
Salam santun dan keep istiqomah ...
--- Jika terjadi kesalahan dan kekurangan disana-sini dalam catatan ini
... Itu hanyalah dari kami ... dan kepada Allah SWT., kami mohon
ampunan ... ----
Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya ...
Silahkan DICOPAS atau DI SHARE jika menurut sahabat note ini bermanfaat ....
#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#
------------------------------ ------------------
.... Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa'atuubu Ilaik ....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar